Jalur Interpretasi Untungkan Masyarakat Kampar Kiri Hulu

BANGKINANG-bappeda.kamparkab.go.id

Kecamatan Kampar Kiri Hulu terdiri dari 24  desa yang sebagian besar  termasuk kategori desa sangat tertinggal yang disebabkan  karena  terbatasnya  infrastruktur dan sarana  transportasi.  Diantara 24 desa itu, ada sembilan desa di Kampar Kiri Hulu  yang masuk dalam kawasan  Suaka Marga Satwa Rimbang Baling.

Sembilan desa itu yakni, Desa Tanjung Belit, Muara Bio, Batu Sanggan, Tanjung Beringin, Gajah Betalut,  Aur Kuning, Terusan, Subayang Jaya dan Pangkalan Serai. 

Kondisi desa di dalam kawasan ini menyebabkan sembilan desa ini tidak ada akses  jalan darat yang menghubungkan antar desa  tersebut. Satu-satunya  akses transportasi adalah transportasi air melalui sungai Subayang.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kampar,  mulai  tahun ini membuka akses jalan  darat dengan membuka  jalur interpretasi. Pembangunan  jalan interpretasi ini bisa dilakukan setelah mendapat ijin dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI di Jakarta.

Direncanakan pembangunan jalan interpretasi ini sepanjang 39 KM dengan lebar 1,5 Meter. Jalan ini akan menghubungkan desa paling jauh Pangkalan Serai yang berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat dengan delapan desa lainnya hingga ke ibukota Kecamatan di Desa Gema.

Camat Kampar Kiri Hulu Drs. H. Dasril, kepada  bappeda.kamparkab.go.id, Kamis (7/11/2019), menyampaikan bahwa pembangunan  jalur interpretasi  saat ini sedang berjalan. Sumber dana pembangunan berasal dari dana desa, Bankeu  Provinsi dan APBD Kabupaten Kampar. “Dengan terbukanya jalur ini nanti, akan menguntungkan masyarakat Kampar Kiri Hulu  terutama untuk peningkatan  ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. 

Dengan terhubungnya  9 (sembilan) desa ini akan  banyak pihak luar bisa berkunjung  ke sembilan desa. Potensi wisata alam di sembilan desa ini sangat indah dengan  pemandangan  berbukit  dan hutan yang asri di kawasan Suaka Marga Satwa Rimbang Baling.

Di kawasan ini ada  tempat  wisata  air terjung Batu Dinding,  ada sungai yang airnya begitu jernih, ada lubuk larangan yang merupakan ciri khas desa-desa di Kampar Kiri Hulu. Ikan lubuk larangan  biasanya dipanen sekali setahun. “Ini potensi alam yang jarang ditemukan didaerah lain,” ujar Dasril.

Disampaikan Dasril bahwa berkat kerja keras Bupati Kampar H. Catur Sugeng Susanto, SH,  PLN bersedia membantu percepatan pengadaan jaringan listrik di 16 desa  tertinggal di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang saat ini belum terjangkau listrik.

Akhir tahun ini ditargetkan seluruh desa akan dialiri listrik PLN. Selama ini masyarakat hanya mengandalkan  listrik yang bersumber dari PLTMH atau tenaga surya,  yang tentunya hasil tidak masksimal. “Alhamdulillah, perjuangan Bapak Bupati Kampar agar Kampar Kiri Hulu dialiri listrik PLN   membuahkan  hasil,” ujar Dasril.

Untuk menghubungkan sembilan desa melalui jalan darat ini selain dibangun  jalan, juga  akan dibangun 37 unit jembatan. Pada tahun 2019 ini sedang dibangun 7 jembatan yang saat ini sedang dalam pengerjaan. Ditargetkan jalan dan jembatan interpretasi ini sudah  selesai dan fungsional pada tahun 2022.

Pemerintah Kecamatan Kampar Kiri  Hulu selaku perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten Kampar, dalam hal ini  berusaha memfasilitasi  keinginan masyarakat desa dengan  Kabupaten.  Demikian juga dalam  hal pembangunan jalur  interpretasi ini. Tugas besar ini perlu dukungan bersama Pemkab dengan masyarakat. Masyarakat sangat mendukung pembangunan jalur interpretasi ini  dan berharap pembangunan sesuai dengan rencana.

Kemudian ditambahkan Dasril bahwa  selain 9 desa yang berada di kawasan Suaka Marga Satwa Rimbang Baling ini, ada  lagi desa-desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang sangat sulit, yang   berada di jalur kanan dan berbatasan dengan  Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat.

Jalur ini dihubungkan jalan Provinsi tapi kondisi jalan sangat memprihatinkan. Akibatnya banyak masyarakat yang memilih bertransaksi secara  ekonomi ke  provinsi tetangga karena akses yang lebih dekat dan mudah kesana. Desa-desa ini antara lain Desa Kebun Tinggi, Pangkalan Kapas, Lubuk Bigau,  dan Tanjung Permai. Diharapkan jalan provinsi ini segera  dibangun dan diaspal. (Herman Jhoni)